Menurut Asmarani, Devi.
(2011). Yoga yang kita praktikkan sekarang sebenarnya sangat berbeda dengan
yoga yang diparaktekkan beberapa ribu tahun yang lalu, meskipun tradisi
meditasi yang diwariskan tetap bertahan.
Kata “yoga” pertama
kali beredar di kitab Wedha sekitar tahun 1.500 SM di dalam Rig Veda, sebuah
koleksi himne atau mantra yang merupakan teks suci tertua dari Veda. Yoga
berasal dari kata “yuj” atau dalam bahasa Inggris to yoke (menyatukan).
Yoga sebagai disipiln
mental mulai lebih terlihat dalam buku Upanishad yang berisi risalah agama
purbakala Hindu yang ditulis sejak tahun 800 SM. Dijelaskan yoga sebagai jalan
untuk mencapai pencerahan, untuk terbebas dari penderitaan, terutama lewat
disiplin karma yoga ( yoga yang dilakukan lewat tindakan atau
ritual ) dan jnana yoga ( yoga yang dilakukan lewat menggali ilmu
pengetahuan atau mempelajari kitab-kitab suci ).
Ketika seorang filsafat
dan penulis enigimatis yang dikenal sebagai Pantanjali, menulis Yoga
Sutra. Baru saat itulah yoga dijelaskan
dan dipaparkan sebagai sebuah disiplin yang sistematis. Patanjali yang sekarang
dikenal sebagai bapak disiplin yoga modern menuliskan 195 sutra (aphorisme
atau petuah ) pada sekitar abad ke – 2 SM. Kumpulan yang diberi nama Yoga Sutra
ini adalah bahan tekstual pertama yang mengulas tentang seni kehidupan, dari
mulai bagaimana bersikap dan menjaga kesucian diri, bagaimana perilaku dalam
kehidupan sosial, sampai bagaimana mencapai pencerahan.
Patanjali percaya bahwa
penderitaan akibat dari keterikatan manusia terhadap pengalaman eksternal,
ketika kita terlalu terfokus pada apa yang kita inginkan atau apa yang akan
kita hasilkan, bukan apa yang sedang kita lakukan. Keterikatan akan pengalaman
eksternal ini menjauhkan hubungan kita dari kesadaran penuh akan diri sendiri,
kesadaran akan kehadiran semesta yang lebih tinggi dan mulia.
Menurut Patanjali,
hanya kerja keras (Karma Yoga) dan meditasi yang tekun (Jnana Yoga ) yang dapat
membantu melegakan manusia dari penderitaan dan menuju pembebasan.
Untuk memperjelas pemahaman
tentang definisi yoga tersebut di atas, dijelaskan oleh (Shindu. 2009) bahwa
yoga terbagi menjadi beribu-ribu aliran, namun aliran tersebut dikelompokkan
secara garis besar menjadi sembilan aliran, yakni
1) Jnana
Yoga (penyatuan diri individu melalui pemahaman dan mempelajari ilmu
pengetahuan).
2) Karma
Yoga (penyatuan melalui pelayanan sosial terhadap sesama umat).
3)
Bhakti
Yoga (penyatuan melalui bakti kepada Tuhan).
4)
Yantra
Yoga (penyatuan melalui pembuatan visual/mandala).
5)
Tantra
Yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi cakra).
6) Mantra
Yoga (penyatuan melalui suara dan bunyi).
7) Kundalini
Yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi kundalini – the coiling serpent chakra
dasar).
8) Hatha
Yoga (penyatuan melalui penguasaan tubuh dan nafas)
9)
Raja
Yoga (penyatuan melalui penguasaan pikiran dan mental)
Dalam hal ini peneliti menggunakan aliran Hatha Yoga sebagai aliran yang
akan digunakan sebagai penelitian untuk menurunkan stress pada ibu rumah tangga
karena Hatha yang berfokus pada asana (postur), pranayama(olah nafas), serta
relaksasi yang mendalam . Beberapa gerakan yoga yang disertai dengan tarikan
nafas yang lambat dan olah tubuh yang benar maka akan membawa ketentraman dan
melepaskan ketegangan dari semua organ tubuh diantaranya dapat menurunkan
stress, serta memberikan energy baru pada tubuh.
No comments:
Post a Comment