Siklus
menstruasi dipengaruhi oleh serangkaian hormon yang diproduksi oleh
tubuh yaitu Luteinizing Hormon , Follicle Stimulating Hormone dan
estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis
sehingga bisa maju dan mundur. Masa subur ditandai oleh kenaikan
Luteinizing Hormone secara signifikan sesaat sebelum terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur dari ovarium). Kenaikan LH akan mendorong sel telur
keluar dari ovarium menuju tuba falopii. Didalam tuba falopii ini bisa
terjadi pembuahan oleh sperma. Masa-masa inilah yang disebut masa subur,
yaitu bila sel telur ada dan siap untuk dibuahi. Sel telur berada dalam
tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari
masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. LH surge yaitu
kenaikan LH secara tiba-tiba akan mendorong sel telur keluar dari
ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah
terjadi peningkatan LH. Pada
siklus haid menggambarkan suatu interaksi kompleks antara hipotalamus,
kelenjar pituitary, ovarium dan endometrium (Hacker, 2001; Suwarni, 2009
Beberapa
wanita merasakan nyeri tumpul pada bagian perut bawah pada saat hal ini
terjadi. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya
lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat
dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari
fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan
aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat
mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini
disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam
endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal
selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok
peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan
kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg
besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0
mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per
tahun (Heffner; 2008; Nur,2010).
Setiap
satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam
uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase
tersebut adalah :
a. Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
b. . Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase
ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini
mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari. (Wiknjosastro; 2005, Nur;2010). Terjadi pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus menstruasi (Hendrik, 2006)
c.. Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah
luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : Fase proliferasi dini,
terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel. Fase
proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi. Fase proliferasi akhir, berlangsung antara
hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan
yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis (Wiknjosastro,2005; Nur,2010). Pada masa ini adalah masa paling subur bagi seorang wanita (Hendrik,2006)
d.. Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase
ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium
kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan
sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi
dalam 2 tahap, yaitu: Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih
tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan. Fase sekresi
lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi
lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium
berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar
pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi
(Wiknjosastro; 2005, Nur;2010).
No comments:
Post a Comment