let's join the blog review of psychology

in this blog will address most of the scientific from the standpoint of psychology, may be useful to us all

Friday, February 10, 2012

Pengertian Stres


Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari masalah. Jika hal tersebut dirasakan menekan, mengganggu dan mengancam maka keadaan ini dapat disebut stress. Menurut Levy, Dignan, dan Shifers (dalam Astuti,2003) mengatakan bahwa stres merupakan beberapa reaksi fisik dan psikologis yang ditunjukkan seseorang dalam merespon beberapa perubahan yang mengancam dari lingkungannnya yang disebut stresor.
Selye (dalam Saseno, 2001) mendefinisikan stress sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dialami individu. Menurut Anaroga (2001) secara sederhana stress sebenarnya merupakan suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.
Maramis (dalam Doelhadi,1977) yang mengatakan bahwa stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang bila tidak diatasi dengan baik, akan mengganggu keseimbangan hidup dari manusia. Ditambahkan pula oleh Noi dan Smith(dalam Doelhadi,1977) stress dapat diartikan pula sebagai reaksi yang dirasakan oleh manusia bila mendapat tekanan dari luar ataupun sesuatu sebab yang tidak dapat diraba, bentuknya dapat berupa kekurangan atau kelebihan stimulasi yang dapat menimbulkan perasaan bosan yang berkepanjangan. Sedangkan Pervin(dalam Doelhadi,1997) beranggapan bahwa stress diartikan sebagai persepsi seseorang terhadap keadaan yang melebihi kemampuannya atau sumber-sumber yang dianggap membahayakan atau mengancam kesejahteraan dirinya.
Stres dibedakan menjadi dua yaitu stres yang merugikan dan merusak yang disebut distress, dan stres yang positif dan menguntungkan, yang disebut eustres. Setiap individu mempunyai reaksi yang berbeda terhadap jenis stres,  dalam kenyataannya stres menyebabkan sebagian individu menjadi putus asa tetapi bagi individu lain justru dapat menjadi dorongan baginya untuk lebih baik (Tanumidjojo, dkk 2004).
Hardjana (1994) mendefinisikan stres sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta dalam proses transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap yang mendatangkan stres sehingga membuat orang yang bersangkutan melihat ketidak sepadanan yang bersifat nyata maupun tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya.
Menurut Wangsa ( 2010) istilah stres berasal dari kata “stringere “  yang mempunyai arti ketegangan, dan tekanan. Stres merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang muncul disebabkan oleh tingginya tuntutan lingkungan kepada seseorang. Dimana harmoni atau keseimbangan antara kekuatan dan kemampuannya terganggu.
Stress adalah ketegangan, ketakutan, tekanan batin, tegangan konflik antara lain, (1) Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas(daya) psikologis atau fisiologis dari suatu organisme. (2) Sejenis frustasi, dimana aktifitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah diganggu oleh atau dipersukar, tetapi tidak terhalang-halangi peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan was-was kuatir dalam pencapaian tujuan. (3) Kekuatan yang ditetapkan dalam suatu sistem tekanan-tekanan fisik dan psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pada pribadi. (4) Satu kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan kecemasan menurut Chaplin (2010)
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah segaia suatu kondisi berupa perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif, dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika mengalami tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi ketidak seimbangan, beberapa tahapan terhadap stress dapat ditandai dengan semangat kerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak seperti biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energy dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan, merasa senang dengan pekerjaan itu dan semakin bertambah semangat (tahap 1). Merasa letih saat bangun pagi, merasa mudah lelah setelah makan siang, lekas merasa capai menjelang sore hari, sering mengeluh lambung atau perut yang tidak nyaman, detakan jantung lebih keras dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai (pada tahap 2). Gangguan lambung dan usus semakin terasa, misalnya keluhan maag dan diare, tegangan otot-otot semakin terasa, perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional yang semakin meningkat, gangguan pola tidur.
Keadaan stress muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa ataupun terlalu banyak yang mengancam kesejahteraan atau integritas individu.

No comments: