Pada zaman sekarang meditasi banyak digunakan untuk
mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika
bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan seseorang berpikir
jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihan
perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat
pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006).
Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu
keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis (T.
Mattesion, 2006). Dengan
meditasi mampu menurunkan kecemasan, perasaan reaktif dan agresivitas
(Hjelee,1974;Prabowo,2007).
Dengan meditasi ini akan terjadi reaksi pada individu
yang mampu meningkatkan kesehatannya secara umum dengan mempelancar proses
metabolisme tubuh, laju denyut jantung lebih teratur, peredaran darah lancar, mengatasi berbagai macam penyakit,
mendorong racun dan kotoran dari dalam tubuh keluar, menurunkan tingkat
agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dampak dari stress, menurunkan tingkat
egosentris sehingga hubungan intra personal ataupun intra personal menjadi
lancar, mengurangi kecemasan, pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency
meliputi karakter kognitif, matematis, logis serta karakter afektif,
relational, kreatif dan emosional, pola pikir menjadi lebih matang, mempermudah
dalam mengendalikan diri, meningkat kesejahteraan (Benson, 2000; R. Santoso,
2001).
Herbert Benson (dalam Iskandar, 2008) mengadakan
riset klinis, dengan menemukan bahwa meditasi mampu menghambat efek negative
dari system simpatis- yang menimbulkan sikap agresif pada manusia jika
terancam. Penelitian yang lain yang dilakukan menunjukan bahwa kadar melantonin
yang lebih tinggi diketemukan pada orang-orang yang rutin melakukan meditasi
(Iskandar, 2008). Kadar melantonin ini bermanfaat untuk membuat orang menjadi
lebih senang dan bila kekurangan dapat menyebabkan gangguan tidur. Selain hal
diatas Benson mengatakan bahwa dengan meditasi ada pengurangan nyata dalam
pemakaian oksigen yang merupakan ukuran utama dari kadar metabolism,
pengurangan ini lebih besar daripada pengurangan oksigen setelah enam jam
tidur. Konsentrasi arterial dari laktat (lactate) suatu zat kimiawi yang
kadang-kadang ada korelasi dengan kecemasan, berkurang empat kali lebih cepat
dengan bermeditasi daripada dengan istirahat biasa (dalam Mc.Quade, 1987) Temuan serupa dalam kajian klinis juga
dikemukakan Ranjie Stegh (dalam Iskandar, 2008) meditasi menstimulasi kelenjar
pineal sehingga meningkatkan melantonin dari 7 hingga 1000 persen. Berbagai
kutipan manfaat meditasi (dalam Sindhu,2009) antara lain
a. Meditasi
secara signifikan mengontrol tekanan darah menjadi lebih stabil, setara dengan
penggunaan obat-obatan pengontrol darah dan tanpa efek samping penggunaan obat
(Hypertention American health Asosiation Medical Journal)
b. Sebanyak
75% penderita insomnia yang telah berlatih meditasi dan melakukan rileksasi
dapat segera tidur 20 menit setelah berbaring ditempat tidur (Dr. Greeg Jacobs,
psikolog Harvard)
c. Meditasi
meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung, pernafasan dan tekanan
darah serta meningkatkan intensitas gelombang alfa, teta dan delta yang
merupakan kebalikan dari perubahan fisiologis yang terjadi saat respon stress
terjadi (Herbet Beanson, MD Havard Medical School)
d. Terapi
rileksasi terbukti efektif untuk meringankan rasa sakit. Teknik-teknik meditasi
dengan merafal kata atau suara sambil memusatkan pikiran secara nyata dapat
meringankan sakit pada punggung, persendian dan kepala (National Institude of
Health, 1996)
e. Ada
penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, meditator ditemukan bahwa mereka
lebih tenang dan tidak mudah gelisah, lebih spontan, mandiri, percaya diri
serta tidak takut mati dibandingkan dengan kelompok lainnya (Atlantic Monthly,
mei 1991)
f. Seorang
psikiater yang menggunakan meditasi sebagai salah satu kombinasi terapi bagi
wanita pengidap kanker payudara kronis menemukan bahwa perawatan semacam ini dapat
memperpanjang usia mereka hingga 18 bulan dibandingkan dengan penderita lain
yang tidak menerima perawatan sama (Stanford University Medical Center)
g. Sebuah
penelitian mengenai wanita-wanita dengan syndrome premenstruasi kronis
menunjukan peningkatan perkembangan kesembuhan hingga 58% dari gejala yang
mereka rasakan setelah menjalani terapi meditasi selama 5 bulan setiap harinya
(Health Magazine, September 1995)
h. Siswa
sekolah menengah atas yang mempelajari teknik rileksasi lebih sering masuk
sekolah dan memiliki tingkat yang rendah dikeluarkan dari sekolah (The
Education Instiative, Mind/Body Medical Institude, Havard University, Mei 1996)
i.
Dalam penelitian terkini ditemukan bahwa
77% orang yang mengalami stress tingkat tinggi dapat menenangkan diri, juga menurunkan
tekanan darah dan tingkat kolesterolnya hanya dengan cara berlatih teknik
relaksasi (Health, Oktober 1994)
4.
Penggunaan
Meditasi dalam Psikoterapi
Deatherage mengatakan meditasi sebagai formula pengobatan diri
(sangat efisien untuk penggunaan waktu terapis dan karenanya cukup
biaya-efektif) yang membantu pasien tahu proses mental mereka sendiri dan
kesibukannya, mengembangkan "diri pengamat," dan mendapatkan
kemampuan untuk membentuk atau mengontrol proses mental mereka
(Bogart, 1991). Berbagai studi menunjukkan efektivitas dari meditasi mindfulness
dimasukkan ke dalam terapi untuk nyeri, berbagai kanker, HIV, penyakit
kardiovaskular, suasana hati, perinatal, dan stres, premen-strual sindrom,
insomnia, kecemasan, depresi dan pengobatan mengatasi depresi, keinginan bunuh
diri, dan batas personality patologi (Sanders, 2010).
Kutz, Borysenko, dan
Benson menyatakan bahwa meditasi dapat menjadi primer untuk terapi; untuk
mengamati dan mengkategorikan peristiwa mental memberikan wawasan tentang bagaimana
skema mental yang diciptakan, sehingga menimbulkan rasa yang lebih besar
tanggung jawab dan memungkinkan seseorang untuk melangkah keluar dari
keterbatasan konseptual dan stereotip reaksi dan perilaku. Meditasi adalah
suatu bentuk introspeksi mengejar luar sesi terapi, pasien yang membayar dengan
waktu mereka sendiri, bukan waktu terapis. Jadi meditasi meningkatkan kualitas
terapi dengan melibatkan pasien lebih mendalam dalam proses eksplorasi diri dan
menyediakan materi berlimpah untuk eksplorasi dalam sesi terapi. Selain itu, terapi dan meditasi baik
berasumsi bahwa nyeri pemahaman seseorang dan pertahanan terhadap hal itu dapat
mengurangi penderitaan dan meningkatkan pertumbuhan psikologis. Mereka berpendapat bahwa menggabungkan
meditasi dan terapi adalah teknis kompatibel dan saling menguatkan (Bogart,
1991).
Dalam jurnal pendidikan
psikologi (Prabowo, 2007) menyebutkan juga berbagai penelitian terapi meditasi
yang digunakan untuk mengembangkan kualitas manusia yang diasosiasikan dengan
peningkatan intelegensi (Tjoa,1972), peningkatan kinerja dan recall dalam
bidang pendidikan (Abraham, 1972), kreativitas (MacCallum,1974), prestasi
akademik (Coller,1973), dan belajar (Miskinan,2002), penerimaan diri (Broto,1994)
dan mengurangi keluhan fisik (Subandi dan Utami, 1995).
Selain hal tersebut
juga diketemukan orang-orang yang melaksanakan terapi meditasi, locus of
controlnya lebih internal dan memiliki aktualisasi diri yang lebih tinggi
(Hjelee,1977;Subandi,2002). Senada dengan Hjelee, Van de Berg dan Mulder (dalam
Subandi, 2002) juga menemukan bahwa subyek yang melaksanakan meditasi
menunjukan peningkatan harga diri (self esteem), kekuatan ego (ego strength),
kepuasan (satisfaction), aktualisasi diri (self actualization) dan peningkatan
gambaran diri (self image).
Shapiro (2006) Terdapat tiga hal yang sangat
berperan bagaimana meditasi dapat berperan dalam mengatasi gejala fisik dan
psikis antara lain:
a. Intention,
yaitu berkaitan dengan pentingnya penetapan tujuan melakukan meditasi. Menurut
Kabat Zin (dalam Shapiro, 2006) suatu penentuan intention menjadikan sesuatu
mungkin untuk dicapai tujuan akan mengingatkan seseorang akan maksudnya dalam
melakukan meditasi. Dalam penelitian Shapiro hasil yang dicapai seseorang dalam
melakukan meditasi berhubungan dengan tujuannya melakukan meditasi. Jika
seseorang mempunyai tujuan untuk mampu mengelola dirinya maka dia akan mampu
mengelola dirinya.
b. Attention,
yaitu yang berkaitan pengamatan terhadap peristiwa kekinian, pengalaman
internal dan eksternal, dalam wilayah psikologi hal tersebut menjadi hal
penting proses penyembuhan.
Attitude, berkaitan
dengan cara dalam meditasi yaitu tanpa banyak melakukan evaluasi atau
penilaian, penuh penerimaan, kebaikan, keterbukaan apapun yang terjadi adalah
diluar keinginan seseorang
No comments:
Post a Comment