Pada zaman sekarang meditasi banyak digunakan untuk
mengurangi kecemasan, stress, dan depresi. Ketenangan jiwa yang diperoleh ketika
bermeditasi dengan baik mampu meredakan dan memungkinkan seseorang berpikir
jernih dalam pengambilan suatu keputusan. Meditasi merupakan pengalihan
perhatian ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat
pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran (T. Mattesion, 2006).
Meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa suatu
keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis (T.
Mattesion, 2006). Dengan
meditasi mampu menurunkan kecemasan, perasaan reaktif dan agresivitas
(Hjelee,1974;Prabowo,2007).
let's join the blog review of psychology
in this blog will address most of the scientific from the standpoint of psychology, may be useful to us all
Tuesday, January 31, 2012
Macam-macam Meditasi
Narayo dan Onstein (Tart,1997; Prabowo,2007)
mengklarifikasikan meditasi menjadi tiga jenis (1) Meditasi Konsefatif (2)
Meditasi Pembukaan (Opening up meditation), dan (3) Mediatsi Ekpresif. Namun
tart hanya memberikan gambaran pada dua jenis meditasi yaitu meditasi
konserfatif dan meditasi opening up meditation.
Teknik meditasi konserfatif pada dasarnya memberikan
instruksi untuk memperhatikan secara penuh pada hal tertentu, dapat berupa
objek eksternal yang terlihat nyata atau sensasi internal seperti tarikan
nafas. Sedangkan opening up meditation pada dasarnya mengacu pada keragaman
teknik bertujuan membantu seseorang meningkatkan kepekaan dan kesadaran penuh
dari apapun yang terjadi padanya, menjadi pengamat yang sadar (Consius
Observer) dalam mengamati apa yang terjadi tanpa harus bereaksi padanya.
Monday, January 30, 2012
Pengertian Meditasi
Pada awalnya
meditasi adalah nama generik yang diberikan untuk belajar agama di daerah
Timur. Tujuan utama dalam meditasi (a) perenungan dan kebijaksanaan, (b)
perubahan dalam kesadaran (c) relaksasi (L. Lichstein, 1988). Efek meditasi
oleh banyak pakar diyakini membawa dampak positif bagi kehidupan manusia (Satiadarma, 1998). Dewasa ini meditasi digunakan dalam banyak hal. Ada yang
melaksanakan meditasi untuk mendapatkan kedamaian dan kekuatan jiwa. Istilah
meditasi telah dikenal luas baik, baik dari pendekatan awam maupun ilmiah. Akan
tetapi banyak orang yang belum memahami tentang meditasi itu sendiri Berikut
akan dikupas kajian mengenai meditasi
Mengatasi Kecemasan
Pengkombinasian penggunaan obat-obat anti anxietas
dengan pendekatan Kognitif Behavioral Therapy dapat digunakan untuk mengatasi
kecemasan, tentu saja dalam hal ini dibutuhkan terapis yang kompetan.
Pendekatan terapi kognitif ini mampu merubah pola pemikiran seseorang terhadap
sumber kecemasan yang dihadapinya. Selain itu penggunan terapi rileksasi,
dengan mengatur system pernafasan seseorang juga mampu mereduksi kecemasan (US
Departement Of Healt And Human Service,2009).
Dampak Kecemasan
Kecemasan banyak ditemui pada pasien yang menjalani
pemeriksaan, investigasi atau perawatan dalam bidang kesehatan. Terdapat
perbedaan antara gejala mental kecemasan dan berbagai gejala fisik.
Gejala-gejala kecemasan dianggap signifikan klinis yaitu terjadi dalam keadaan
yang penuh tekanan, merusak fungsi fisik, sosial atau
Sunday, January 29, 2012
MACAM-MACAM KECEMASAN
Gangguan kecemasan dapat muncul dalam
berapa bentuk gangguan kecemasan antara lain, Generalized Anxiety Disoder,
Agorafobia, Fobia khusus (Tell,2010), Separation Anxiety (Herbert,2006), Obsesif-Kompulsif (Eisner dkk,2009). Gangguan
kecemasan merupakan gangguan mental yang hampir dialami tiap orang dan semua
umur (Herbert, 2006) penjelasan mengenai gangguan tersebut diperjelas Sani (2012) yang mengatakan kecemasan dapat muncul dalam berbagai
bentuk antara lain
a. Gangguan
panik
Serangan tidak
dapat diduga muncul dalam bentuk kecemasan akut, yang berlangsung selama 10
menit. Kepanikan merupakan episode kecemasan ekstrem dalam merespon suatu
ancaman nyata. Kepanikan memperlihatkan gejala : palpitasi, keluhan sakit di
dada, berkeringat, demam, nafas pendek, nausea, sakit kepala atau perasaan aneh
dan takut kehilangan pengawasan pada dirinya. Misalnya Phobia (bentuk ketakutan
terhadap objek atau situasi tertentu/spesifik, sering dsertai dengan
gejala-gejala kecemasan ekstrem).
Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan seseorang meliputi beberapa aspek antara lain, terdapat
komponen genetik terhadap kecemasan, scan otak dapat melihat perbedaan terutama
pada pasien kecemasan yang respons dengan signal berbahaya, sistem pemrosesan
informasi dalam seseorang berjalan dengan singkat (hal ini dapat direspons
dengan suatu ancaman sebelum yang bersangkutan menyadari ancaman tersebut),
akar dari gangguan kecemasan mungkin tidak akan menjadi pemisahan mekanisme yang
menyertainya namun terjadi pemisahan mekanisme yang mengendalikan respons
kecemasan dan yang menyebabkan situasi diluar kontrol (Sani, 2012).
Saturday, January 28, 2012
Gejala Kecemasan
Selama individu masih dapat mengatasi
stressor maka kecemasan itu masih bersifat normal. Anxietas yang normal sumber
kecemasannya dapat diusut, masih dalam taraf sehat, dapat ditoleransi dan tidak
akan mengganggu kehidupan seseorang. Kecemasan adalah suatu sinyal yang
menyadarkan kita, yaitu memperingatkan akan adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang untuk mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Sensasi
kecemasan sering dialami oleh hamper semua manusia. Perasaan tersebut ditandai
rasa ketakutan yang diffuse, tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali
disertai gejala otonomik (Sani, 2012). Sedangkan gejala tertentu yang ditemukan
selama kecemasan cenderung berbeda.
Gejala dari kecemasan meliputi gangguan somatik, kognitip, gangguan perilaku
dan gangguan presepsi (Sani, 2012).
DEFINISI KECEMASAN
Kecemasan adalah ketidak-mampuan individu dalam
mengendalikan emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999),
yang kuat serta meluap-luap (Chaplin, 2006) yang menyebabkan kegelisahan
irasional (Mcloone,2006), dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut
(Tell, 2010). Freud juga berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman
subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan
tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki, 1987; Hanum, 2002)
Schizophrenia
What Is Schizophrenia?
Schizophrenia is a chronic, disabling brain disorder that affects about 1% of Americans. It may cause people to hear voices, see imaginary sights, or believe other people are controlling their thoughts. These sensations can be frightening and often lead to erratic behavior. There is no cure, but treatment can usually control the most serious symptoms.
Schizophrenia Symptoms
Symptoms of schizophrenia may include:
- Hallucinations -- hearing or seeing imaginary things
- Delusions -- wildly false beliefs
- Paranoia -- the fear others are plotting against you
Some symptoms, such as lack of enjoyment in everyday life and withdrawal from social activities, may mimic depression.
How Schizophrenia Affects Thoughts
People with schizophrenia often have abnormal ways of thinking. They may have trouble organizing their thoughts or making logical connections. They may feel like the mind is racing from one unrelated thought to another. Sometimes they experience "thought blocking," a feeling that thoughts are removed from their head. Schizophrenia is not dissociative identity disorder (multiple personality disorder.)
Wednesday, January 25, 2012
KEPRIBADIAN BERDASARKAN WARNA Oleh : Taylor Hartman, Phd.
Hartman membagi karakter manusia berdasarkan motifnya. Motif inilah yang yang membedakan orang satu dengan lainnya. Hartman membaginya menjadi empat motif utama, yaitu : kekuasaan, keintiman, kesenangan, dan kedamaian. Dalam bukunya yang berjudul The Color Code, motif kekuasaan dilambangkan dengan warna merah, keintiman dengan biru, kedamaian dengan putih, dan kesenangan dengan warna kuning. Saya sendiri setelah mengikuti tes kepribadian hartman ternyata berwarna biru. Artinya motif dasar perilaku saya adalah keintiman. Mau coba ikut tes kepribadian Hartman ? Gratis kok, silahkan kunjungi www.colorcode.com dan pilih Personality Test. (Silahkan gunakan Google Translate untuk menerjemahkan test tersebut dalam bahasa indonesia)
Saturday, January 21, 2012
LATAR BELAKANG PENELITIAN MEDITASI TERHADAP KECEMASAN REMAJA MENGHADAPI MENSTRUASI
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang
disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan- harapan
baru yang dialami remaja membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa
gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. (IDAI,2008 ; Nur,2010)
sehingga dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi
fisik, mental dan sosial. Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari
pematangan psikososialnya. Karena itu seringkali terjadi ketidak-seimbangan
yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap cemas. Kecemasan
sebagai salah satu bentuk dampak perubahan psikis yang dialami hampir setiap
remaja.
Thursday, January 19, 2012
Phobias
Fear vs. Phobia
Fear protects you from danger. Phobias have little to do with danger. More than 19 million Americans have a phobia -- an intense, irrational fear when they face a certain situation, activity, or object. With a phobia, you may know your anxiety and fear are not warranted, but you can't help the feelings. And they can be so intense they virtually paralyze you. See what makes some people afraid in the slides ahead.
The Three Kinds of Phobia
Hundreds of different phobias have been identified, including phobophobia or fear of phobias. But when talking about phobias, which are a kind of anxiety disorder, experts divide them into three categories -- agoraphobia, an intense anxiety in public places where an escape might be difficult; social phobia, a fear and avoidance of social situations; andspecific phobia, an irrational fear of specific objects or situations.
Agoraphobia: Fear of Public Places
The agora was a market and meeting place in ancient Greece. Someone with agoraphobia is afraid of being trapped in a public place or a place like a bridge or a line at the bank. The actual fear is of not being able to escape if anxiety gets too high. Agoraphobia affects twice as many women as men. Untreated, it can lead to someone becoming housebound. With treatment, nine out of every 10 people who follow through are helped.
Social Phobia: Beyond Being Shy
Someone with a social phobia is not just shy. That person feels extreme anxiety and fear about how he or she will perform in a social situation. Will her actions seem appropriate to others? Will others be able to tell he's anxious? Will the words be there when it's time to talk? Because untreated social phobia often leads to avoiding social contact, it can have a major negative impact on a person's relationships and professional life.
Claustrophobia: Needing a Way Out
Wednesday, January 18, 2012
PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP KECEMASAN REMAJA MENGHADAPI MENSTRUASI
ABSTRAK
Sebagaimana banyak diketahui bahwa kedatangan menstruasi
selalu membawa dampak buruk bagi remaja salah satunya menimbulkan kecemasan
maka dalam penelitian ini berusaha menemukan solusi yang dapat digunakan untuk
mengatasinya yaitu meditasi. Terapi dalam penelitian ini tercatat dalam waktu
tenggang 18 hari terdiri dari meditasi pernafasan, meditasi gelembung pikiran, dan
meditasi suara. Sedangkan metode penelitian menggunakan jenis penelitian
eksperimen dengan subyek penelitian melibatkan kelompok control. Subyek
penelitian adalah remaja dalam batasan umur 12-15 tahun yang mengalami menarche
pada umur 12 tahun pada salah satu sekolah negeri berbasis agama Islam di
Surabaya Indonesia, dengan melibatkan 20 responden . Instrument yang digunakan dibuat oleh peneliti sendiri terdiri 57 butir skala, yang kemudian
diadakan
uji validitas dari 57 butir tersebut menggunakan program PAWS Stastitik versi
18, dengan jumlah responden sebesar 125 orang. Sedangkan batas ketentuan butir
skala dikatakan valid, dalam penelitian ini menggunakan batasan Corrected Item-Total Correlation terendah 0,250 sehingga
diperoleh 47 butir skala yang valid sedangkan sisanya 10 butir skala dinyatakan
gugur. Setelah diketahui kevalidan skala tersebut peneliti kembali mengadakan
uji reliable untuk mengetahui kesahihan skala yang dibuat, dan dari
hasil analisis diketahui bahwa Cronbach’s Alfa sebesar 0,961 diatas Cronbach’s
Alfa Based On Standardized Item 0,960, sehingga dengan hasil yang lebih besar
tersebut skala kecemasan menghadapi menstruasi ini dinyatakan reliable.
Tuesday, January 17, 2012
PENELITIAN TENTANG BELAJAR
1.
Umum
Pada
umumnya kebanyakan orang berpendapatan bahwa belajar hanya bisa diobservasi
secara tidak langsung melalui perubahan tingkah laku sehingga untuk mendalami
studi tentang belajar, orang harus mempelajari/mengobservasi tingkah laku.
Beberapa
ahli berpendapat bahwa sebetulnya untuk studi tentang learning lebih baik dilakukan di lapangan/field (Naturalistic Observation) daripada di
laboratorium.
a. Studi di lapangan situasinya sangat kompleks, sehingga
sukar dilakukan observasi secara cermat & mencatat secara tepat.
b.
Ada
kecenderungan pengamat mengklasifikasikan kejadian-kejadian dalam suatu
kelompok.
STEVENS (1951)
mengatakan :
Suatu ilmu berusaha mendapatkan kejelasan dari suatu
persoalan dengan cara menyesuaikan “a
formal system of symbol” seperti bahasa, matematika logika dan sebagainya,
dengan pengamatan-pengamatan secara empiris. Masalah-masalah dalam ilmu pengetahuan
merupakan sesuatu yang terbuka bagi umum, jadi setiap orang boleh menguji
kebenaran ilmu tersebut dan mencari kesalahan ilmu tersebut, tetapi sesuatu
yang tidak ilmiah belum tentu salah karena kadang-kadang suatu ilmu tidak bisa
dibuktikan secara empiris. Ilmu pengetahuan juga bukan merupakaan sesuatu yang
rahasia dan bukan merupakan peristiwa yang unik.
BELAJAR DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN
Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dilepaskan dari terjadinya perubahan-perubahan disekitarnya, seperti banjir, gempa bumi, mewabahnya demam berbarah, flu burung, maraknya orde reformasi, populernya internet, ponsel yang selalu berubah model, merupakan perubahan-perubahan yang telah, tengah atau juga akan berlangsung. Umumnya kita menganggap bahwa perubahan di atas hanyalah gangguan atau kekacauan sementara dari situasi yang dalam keadaan normal bersifat konstan. Kebanyakan dari kita akan merasa bahwa dalam keadaan normal dunia ini bersifat ajeg/konstan, sedangkan perubahan ini ada-lah penyimpangan yang berlangsung singkat dari situasi yang ajeg tadi, Penilain kita tentang perubahan seperti tersebut di atas ternyata berbeda dengan pendapat ahli psikologi belajar Paul Chance. Menurut Chane (1988) justru perubahan itulah yang bersifat konstan, ringkasnya justru dalam keadaan normal dunia ini senantiasa mengalami perubahan ; “pe-rubahan bukanlah perkecualian terhadap hukum, tetapi hukum itu sendiri”.
Uraian di atas menunjukkan bahwa manusia hidup di bawah hukum perubahan. Sebagai akibatnya manusia harus mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi agar supaya manusia bisa bertahan dan melangsungkan hidupnya.
Adapun cara-cara yang diusulkan agar manusia mampu beradaptasi dengan perubahan dan bertahan hidup, dari rangkuman pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
- Evolusi. Tekanan-tekanan lingkungan memilih sifat-sifat berperilaku yang optimal dalm lingkungan tersebut dan sifat-sifat ini dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai bagian dari warisan genetik spesies tersebut. Misalnya bayi lahir dengan refleks menghisap yang akan aktif jika mulut bayi didekatkan pada puting susu ibunya.
- Belajar. Organisme menyesuaikan perilakunya untuk mencerminkan apa yang telah dipelajari sehubungan dengan lingkungannya. Misalnya manusia harus menyesuai-kan diri terhadap revolusi teknologi yang terjadi pada setiap generasi (Anderson, 1995).
Hergenhan & Olson (1997) mengemukakan :
- Mekanisme homeostatis dan refleksif yang berkembang secara evolusi. Secara evolusi tubuh mengembangkan kapasitas untuk merespon secara otomatis kebutuhan-kebutuhan tertentu, misalnya : kita bernafas secara otomatis, ada reflek.
- Belajar. Untuk bertahan hidup manusia harus memuaskan kebutuhan-kebutuhan akan makanan, minuman, dan seks. Untuk memperoleh pemuasan akan kebutuhan-kebutuhan tersebut maka manusia berinteraksi dengan lingkungan. Misal : manusia belajar tentang benda-benda yang berbahaya atau yang aman di lingkungannya.
Kesimpulan yang bisa dibuat dari beberapa pendapat di atas adalah : Terdapat dua cara beradaptasi pada manusia terhadap perubahan-perubahan yang terjadi agar manusia mampu bertahan hidup. Dua cara tersebut yaitu (a) evolusi, nature, evolusi genetik, dengan bentuk-bentuk proses fisiologis internal, mekanisme homeostatis, gerakan refleks, dan (b) belajar, nurture, dalam bentuk penyesuaian perilaku, akuisisi perilaku baru.
Perlu dicatat pendapat Anderson (1995) yang mengatakan ada efek bola salju : bahwa “lingkungan yang lebih kompleks akan menuntut lebih banyak belajar, yang pada gi-lirannya akan menciptakan lingkungan yang lebih kompleks dan seteruisnya. Efek bola salju ini sedikit banyak telah menggelinding diluar kendali dalam masyarakat modern ; teknologi teah menciptakan suatu lingkungan yang mengandung bahya besar (obat-obat bius, senjata nuklir, ancaman lingkungan, dan sebagainya), yang kita belum pernah belajar mengelolanya dan yang kita tidak memiliki waktu untuk menyesuaikan diri lewat evolusi”.
BELAJAR DAN MEMORI
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, sejumlah ahli berpendapat bahwa ketika seseorang telah memperoleh “pengetahuan baru” (bukan perilaku baru) sudah dikatakan telah belajar. Pendapat ini merupakan cerminan dari pendekatan kognitif dalam belajar (Schwart & Reisberg, 1991). Konsep memori sangat erat berkaitan dengan pendektan kognitif, dalam hal ini antara belajar dan memori memiliki kaitan sangat erat. Dalam banyak hal mempelajari belajar sama dengan mempelajari memori, belajar mustahil terjadi apabila tidak melibatkan memori, sebab setiap eksekusi satu reaksi yang dipelajari membutuhkan memori mengenai tindakan yang pernah dilakukan.
Memori dirumuskan sebagai “rekaman yang relative permanent mengenai pengalaman yang mendasari belajar” (Anderson, 1995). Lebih lanjut dikatakan bahwa apabila belajar dirumuskan sebagai proses penyesuaian perilaku terhadap pengalaman, maka memori dapat dirumuskan sebagai rekaman permanent yang mendasari penyesuaian tersebut. Belajar adalah perubahan potensi perilaku atau perubahan perilaku yang dilandasi oleh memori dan pengetahuan
BELAJAR DAN PERILAKU
Hastjarjo (1999) yang mengutip pendapat Chance mengatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku akibat pengalaman, sebab tidak mungkin mengukur potensialitas perilaku. Oleh karena itu kita harus merumuskan belajar dalam terminologi perubahan perilaku yang nampak. Perilaku dapat dirumuskan secara tepat dalam istilah respon. Suatu respon merupakan tindakan tertentu atau sejumlah tindakan tertentu atau sejumlah tindakan yang dilakukan oleh otot-otot (muscles) atau kelenjar (gland). Misalnya rasa takut dapat diartikan la-in oleh banyak orang, kalau diukur dengan “tangisan”, toh masih banyak penafsiran juga, oleh karena itu rasa takut lebih baik dirumuskan sebagai produksi suara vokal lebih besar dari 90 desibel. Dalam kasus yang lain Skinner menyatakan bahwa tidak perlu ada variabel antara (intervening variable.), misalnya :
1. Lama Deprivasi ----------------------------> laju menekan pedal untuk minum
2. Lama Deprivasi ------ rasa haus ---------> laju menekan pedal untuk minum
Pada kasus 1. lama deprivasi air atau lamanya tikus tidak minum, merupakan variabel independen, sedangkan laju perilaku menenkan pedal atau berapa kali tikus menekan pedal
per satuan waktu, merupakan variabel dependen. Kita bisa menentukan hubungan yang teratur antara lamanya deprivasi minum dengan laju menekan pedal. Akan tetapi banyak ahli lebih suka kasus ke 2. yaitu membuat postulat tentang rasa haus. Lamanya deprivasi air akan membuat tikus merasa haus, dan rasa haus akan menyebabkan tikus menekan pedal lebih sering untuk mendapatkan minuman.
Rasa haus akan menjadi variabel intervening. Variabel rasa haus menjadikan teori menjadi lebih kompleks, oleh karena harus ada dua hubungan, pertama ; hubungan antara lama deprivasi air dengan rasa haus, kedua; hubungan antara rasa haus dengan laju menekan pe-dal. Seandainya kedua pendekatan ini sama-sama mampu memprediksi perilaku. maka me-nurut prinsip simplisitas/parsimoni maka kasus 1. harus lebih dipilih.
Skinner mengkritik pendapat di atas, bahwa penggunaan variabel intervening sangat berbahaya oleh karena konsep tersebut membodohi kita seolah-olah kita telah menemukan penyebab perilaku padahal variabel intervening sebenarnya hanyalah suatu wujud yang tak dapat dilihat dan bersifat hipotetis.
Mazur yang mengutip pendapar Neal Miller (dalam Hastjarjo, 1999), menyatakan bah-wa variabel intervening akan berguna jika terdapat sejumlah variabel independen dan dependen, misalnya :
1. Lamanya deprivasi --------------------------> laju menekan pedal untuk minum
- Makanan kering --------------------------> banyaknya air yang diminum
- Suntikan saline -------------------------> toleransi terhadap kinina
2. Lamanya deprivasi laju menekan pedal untuk minum
- Makanan kering -----> rasa haus -----> banyaknya air yang diminum
- Suntikan saline toleransi terhadap kinina
DEFINISI BELAJAR
Banyak pakar belajar sejak dini mengemukakan bahwa tidak ada satu definisi belajar-pun yang dapat diterima banyak orang. Belajar merupakan salah satu topik paling penting dalam psikologi masa kini, namun belajar merupakan konsep yang sangat sulit untuk di-definisikan (Hergenhan & Olson, 1997). Meskipun demikian beberapa ahli mencoba men-definisikan belajar dengan asumsi bahwa definisi tersebut telah mengandung aspek-aspek utama belajar. Adapun definisi tersebut antara lain :
MORGAN
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen/menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan.
SKINNER
Belajar adalah proses adaptasi tingkah laku yang progresif.
HILGARD & BOWER
Belajar adalah proses timbulnya suatu aktivitas ataupun bertambahnya suatu aktivitas, yang terjadi karena reaksi terhadap situasi yang dialami, sedangkan perubahan tadi bukan sebagai respon bawaan atau kematangan (maturity) atau keadaan sementara dari organisme.
ANDERSON
Belajar adalah suatu proses, yang mana perubahan-perubahan yang terjadi bersifat relatif permanen dalam potensi perilaku sebagai suatu akibat pengalaman (1995). Definisi ini mengandung : (a) Proses, (b) Sifat perubahan relatif permanen, (c) Perilaku, (d) Potensi, dan (e) Pengalaman.
HERGENHAN & OLSON
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau dalam potensialitas perilaku yang diakibatkan pengalaman dan tidak dapat diatribusikan pada kondisi tubuh sementara seperti kondisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (1997). Definisi ini mengandung : (a) Perubahan perilaku, (b) Relatif permanen, (c) Belajar dan performan, (d) Pengalaman.
Monday, January 16, 2012
Psikologi Komunitas
DEFINISI PSIKOLOGI KOMUNITAS
Berasal dari dua kata :
- Komunitas: orang-orang yang berada pada suatu wilayah geografis tertentu, dan berkonotasi kelompok, bertetangga, dan memiliki struktur yang luas
- Psikologi: adalah ilmu yang memiliki perhatian pada unsur individual, seperti: kognisi, motivasi, perilaku, perkembangan, dan proses-proses yang saling berhubungan diantara konsep-konsep tersebut
Apakah antara konsep “psikologi” dan “komunitas” merupakan istilah yang saling berlawanan?
ranah psikologi komunitas
- Memiliki perhatian pada hubungan antara individu dan komunitas dan masyarakat.
- Melalui penelitian dan tindakan yang kolaboratif Psikologi komunitas mencoba memahami dan meningkatkan kualitas hidup individu, komunitas, dan masyarakat.
- Fokusnya tidak pada individu saja atau lingkungannya saja, tapi koneksi antara keduanya.
- Dalam aplikasinya, ahli Psikologi Komunitas akan bekerjasama dengan anggota komunitas sebagai partner kerja
- Psikologi Komunitas akan memiliki perhatian pada kesejahteraan individu dan komunitas
- Studi ilmiah tentang ilmu perilaku yang diterapkan dalam setting komunitas
FILSAFAT ILMU
Pengertian Filsafat
Ketika kita mendengar kata Filsafat, maka kita akan berpikir tentang sebuah pemikiran yang mendalam dalam mencari sesuatu hakikat. Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:
- Radikal : berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya.
- Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggungjawab.
- Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seleuruh aspek.
- Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaranyang difikirkannya.
Ruang lingkup kajian Filasafat ada tiga bentuk:
1. Dialektika adalah persoalan ide-ide atau pengertian-pengertian umum.
2. Fisika adalah persoalan dunia materi.
3. Etika adalah persoalan baik dan buruk.
Sunday, January 15, 2012
ANALISIS TRANSAKSIONAL
Latar Belakang
Analisis
Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang
menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk
terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan
ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian
ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga
dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang
diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien
untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan
hidupnya sendiri.
AT
dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku
Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari
kelompok Humanisme. Pendekatan analisis transaksional ini berlandaskan
teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural dan
transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis
terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu : orang tua, orang
dewasa, dan anak. Pada dasarnya teori analisis transaksional berasumsi
bahwa orang-orang bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berpikir,
dan memutusakan untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-
perasaannya.
Dalam mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antara orang tua, orang dewasa dan anak.
Dalam
eksprerimen yang dilakukan Berne mencoba meneliti dan menjelaskan
bagaimana status ego anak, orang dewasa dan orang tua, dalam interaksi
satu sama lain, serta bagaimana gejala hubungan interpersonal ini muncul
dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya dalam keluarga, dalam
pekerjaan, dalam sekolah, dan sebagainya.
MENSTRUASI
Haid atau menstruasi adalah salah satu
proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya
dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina
(Prawirohardjo,2007; Suwarni 2009). Siklus menstruasi berkisar antara 21
- 40 hari, hanya 10 – 15% wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih
dari 35 hari. Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi
sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause, lamanya
mengeluarkan darah pun berbeda-beda, biasanya antara 3-5 hari,7-8 hari
dan ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit.
Menarche
sendiri adalah waktu pertama kali menstruasi dan sebagai salah satu
aspek penting untuk menjadikan wanita memasuki masa puber (Stainberg,
2002). Permulaan dan kelanjutan dari siklus menstruasi yang normal
tergantung pada kesatuan fungsional dan anatomis dari hipotalamus
bersama dengan pusat-pusat yang lebih tinggi termasuk peran kelenjar
pineal, pituitary anterior, ovarium, dan uterus (Berman, Kiliegman and
Arvin, 2000).
Saturday, January 14, 2012
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN DAN METODE ILMIAH DALAM PERSEPEKTIF FILSAFAT ILMU
SALAH SATU SYARAT UNTUK MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN MEMERLUKAN PENELITIAN. UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DAN RASA KEINGINTAHAUANNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, sedangkan kepastian dimulai dengan ragu-ragu. Rene Descartes: "De Omnibus dubitandum" (segala sesuatu harus diragukan)
Empat cara pendekatan ilmu pengetahuan
Empat cara pendekatan ilmu pengetahuan
- Metode keuletan (method of tenacity)
- Metode kekuasaan (method of authority)
- Metode apriori/intuisi (method of intution)
- Metode ilmu pengetahuan (method of science)
- Manusia berupaya membuka rahasia alam dan rahasia berbagai potensi pemikiran manusia yang selalu dinamis, berkembang dan sering terjadi perubahan yang cepat dengan berbagai pendekatan pengetahuan.
- Diperlukan potensi SDM dengan tingkat tahunya yang tinggi dan memulai suatu kepastian dengan karagu-raguan.
Gambar
1.1 Komponen Informasi Prinsip, Kontrol
Metodologi dan Transformasi Informasi pada Proses Ilmu Pengetahuan
(Walter Wallace, 1971)
Thursday, January 12, 2012
PENDEKATAN KONSELING GESTALT
Konsep Dasar
- Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan
- Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut
- Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku
- Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi.
Hakikat manusia menurut Gestalt :
- Hanya dapat dipahami dalam keseluruhan konteksnya
- Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu
- Aktor bukan reaktor
- Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya
- Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
- Mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia :
- Tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”.
- Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
Wednesday, January 11, 2012
Teori-teori Psikopatology
ISTILAH LAIN
ABNORMAL PSYCHOLOGY, MENTAL ILLNESS, BEHAVIOR DISORDER, DSB.
PENGERTIAN
SULIT
UNTUK DIDEFINISIKAN, KARENA PERKEMBANGAN NILAI SOSIAL BUDAYA. APA YANG
DULUNYA DIANGGAP PATOLOGIS SEKARANG TIDAK LAGI, MISAL PARA KAUM HOMO
ATAU LESBI. JUGA ADA FAKTOR SUBYEKTIFNYA
IT
IS EASIER TO REDUCE PEOPLE DOWN TO LABELS THAN TO CONSIDER THEIR
COMPLEXITY (EASIER TO THINK IN TERMS OF BLACK AND WHITE THAN GRAY), AND
WE MORE READILY FOCUS ON DIFFERENCES THAN WE RECOGNIZE SAMENESS
DEFINITIONS OF PSYCHOPATHOLOGY
A. Conceptual Definitions
1. Statistical Deviation
- Tingkah laku normal disamakan dengan tingkah laku yang banyak dilakukan oleh orang pada umumnya.
2. Deviations from Ideal Mental Health
- Stres penting untuk tujuan yang positif, seperti self-actualization, competence, and autonomy
3. Multicultural Perspectives
- Asumsinya bahwa perilaku menyimpang merefleksikan gaya hidup, nilai-nilai budaya, dan pandangan dunia tentang orang yang menderita.
- Fokusnya pada budaya dan bagaimana gangguan itu dimanifestasikan di dalam budayanya
B. Practical Definitions
1. Discomfort
- Ada ketidak-enakan secara fisik dan psikologik
2. Deviance
- Adanya perilaku yang aneh atau salah mempersepsikan realitas
3. Dysfunction
- Ada ketidakmampuan atau hilangnya efisiensi dalam tugas dan tanggung jawab peran
C. Integrated Viewpoints
Normal dan abnormal ditentukan dari 3 hal yang terpadu, yakni: masyarakat, individu, dan ahli kesehatan mental yang professional
D. DSM-IV Definition
Tingkah laku yang signifikan secara klinis atau adanya sindrom psikologik atau pola-pola perilaku yang dikaitkan dengan distres atau disability.
- Biological/Medical
- Psychodynamic
- Behavioral
- Cognitive
- Family Systems
- Multicultural
BIOLOGICAL MODELS
- Pikiran, emosi, dan perilaku manusia dikaitkan dengan aktivitas sistem syaraf pusat (brain, spinal cord).
- Tingkah laku abnormal dikaitkan dengan sebab-sebab organik: brain dysfunction, biochemical imbalances, and/or heredity.
Biochemical Theories
- Ketidakseimbangan zat kimiawi melandasi terjadinya gangguan mental
- Banyak proses phisiologik & mental berkaitan dengan aktivitas zat kimiawi yang mengirimkan rangsangan dari satu neuron ke neuron lainnya
Tuesday, January 10, 2012
Counseling Strategies and Interventions
Counseling Strategies and Interventions
Karya Hackey, H. dan Cormier, L. S., (1988),
New Jersey : Prentice Hall.
Disarikan oleh:
Sunardi, Jurusan PLB FIP UPI
I. PENDAHULUAN
Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam konseling, adalah pemahaman, sikap, dan keterampilan konselor dalam mengimplementasikan strategi dan intervensi, sebagai inti dari proses konseling.
Buku Strategi dan Intervensi Konseling, karya Hackey dan Cormier (1988) yang sengaja disarikan ini secara garis besar memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana strategi dan intervensi dalam konseling. Secara khusus, dalam buku ini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan profesi bantuan, relasi bantuan, memperhatikan klien, mengenali pola-pola beromunikasi, mengelola sesi-sesi konseling, merespon konten kognitif dan afektif serta perbedaanya, mengkonseptalisasikan masalah dan mensetting tujuan, menyeleksi strategi dan intervensi, menggunakan intervensi konseling, serta menerima dan menggunakan supervisi. Selanjutnya, untuk melengkapi tulisan ini juga disajikan sedikit pembahasan dan kesimpulan.
MOTIVASI DALAM BERPROTITUSI DI DESA DUKUHSEKTI KABUPATEN PATI JAWA TENGAH
Latar Belakang
Disangkal atau-pun tidak, prostitusi adalah
hal jamak di dunia ini. Prof. Koentjoro dalam bukunya yang berjudul
Tutur dari Sarang Pelacur (Vano2000, 2008) mengatakan bahwa pelacuran
sudah ada sejak lama, serupa dengan yang diungkapkan Hull (dalam
Wakhudin, 2006) bahwa pelacuran di Indonesia sudah ada sejak jaman
kerajaan-kerajaan jawa. Memang penelitian dari profesor yang berasal
dari Universitas Gajah Mada itu berada pada konteks Indonesia, akan
tetapi hal yang sama dengan yang disampaikan oleh Andaya (1998) bahwa
prostitusi sudah ada sejak abad 16 di Asia Tenggara. Penelitian lainnya
mencatat prostitusi ada di India di tahun 1864-1883 (Chatterjee, 1992)
dan juga Korea di abad 20-an (Lie, 1995).
Koran kuning yang ada
di Indonesia, tak luput pula memuat berita tentang prostitusi.
Iklan-iklan yang menawarkan bisnis seks, baik yang terselubung atau
tidak, juga selalu bisa ditemukan di surat kabar itu. Di forum-forum
internet pun banyak yang menawarkan bisyar (akronim yang merujuk pada
perempuan yang bisa dibayar alias pekerja seks komersial) plus field
report (ulasan) untuk tiap skill seksualnya mulai dari handjob, blowjob,
dan lain-lainnya, juga tempat-tempat yang menyediakannya, mulai dari
wisma, salon, panti pijat, hingga club. Begitu pula di chatroom dan
jejaring sosial banyak yang terang-terangan menjajakan dirinya. Jawa Pos
pada 18 dan 19 Mei 2008 memberikan ulasan tentang kegiatan prostitusi
yang dilakukan oleh remaja atau ayam abu-abu. Azalleaislin (2010)
menuturkan bahwa minimal di satu sekolah ada satu prostitute berseragam.
Fenomena pelacuran ini terjadi di berbagai daerah. Sedikit
diantaranya adalah di Kediri (Rsd, 2007), Bandung (Hoofdredacteur,
2007), Pasuruan (Arifin, 2010). Bukan berarti di kota lain tidak ada,
tentu saja ada. Kegiatan ini ibarat gunung es, yang tampak di permukaan
hanya sebagian kecil dari keberadaan sesungguhnya.
Prostitusi
atau bagi beberapa orang disebut bisnis lendir ini juga terjadi di Pati,
bahkan di daerah yang cukup jauh dari pusat kota Pati, sekitar 36 km.
Daerah di sebelah utara Pati yang bernama Dukuhseti itu telah lama
dikenal sebagai daerah penghasil pelacur. Prof. Koentjoro (dalam
Soeriwidjaja dan Margono, 1989) menguraikan bahwa prostitusi disana
justru terjadi dari satu rumah ke rumah lainnya. Lalu mengapa di desa
yang ada di pinggir pulau Jawa terjadi bisnis seperti itu? Mengapa
banyak perempuan, tidak hanya di Dukuhseti saja, yang masuk ke dunia
prostitusi?
Apakah yang terjadi di Dukuhseti, dan juga daerah
lainnya, karena adanya permintaan, seperti halnya hukum supply and
demand sesuai dengan yang diyatakan oleh Brewer, Muth, dan Potterat,
(2008)? Ataukah mereka melacur karena tekanan ekonomi?
Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan dijawab pada penelitian ini.
TAT (Thematic Apperception Test)
Pengantar
TAT merupakan suatu teknik proyeksi yang digunakan
untuk mengungkap dinamika kepribadian yang tampak dalam hubungan interpersonal
dan dalam apersepsi terhadap lingkungan
TAT merupakan suatu metode untuk mengungkap
dorongan, emosi, sentiment, kompleks, serta konflik-konflik pribadi yang
dominan
Manfaat TAT
1. TAT
berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga
dapat menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose
dan dapat digunakan untuk anak minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada
perangkat pelengkap TAT khusus untuk anak-anak yaitu CAT
2. Manfaat
khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama
dalam psikoanalisa.
Monday, January 9, 2012
TES ROSCHACH
Periode Roschach
Hasil penelitian psychodiagnostik (1921) dengan Eksperimen, menyeleksi satu sesi bercak tinta (10 kartu ) dari beribu-ribu kartu. Cara pembuatan kartu : meneteskan tinta pada selembar kertas putih kemudian dilipat di tengah dan ditekan. Pola yang diujicobakan, harus memenuhi syarat
- Bentuk gambar tersebut relatif simpel, gambar yang terlalu kompleks akan sulit dianalisis dalam eksperimennya
- Distribusi bercak harus memenuhi percyaratan komposisi tertentu.
- bercak tidak terlalu sugestif
- Komposisi bercak yang digunakan untuk penelitian sebagian besar adalah sistematis meskipun sedikit perbedaan kecil antara sebelah kiri dan kanan. Setelah menyelidiki beribu-ribu kartu, akhirnya diperoleh 10 kartu yang digunakan sampai sekarang.
Penelitian
intensif tentang jawaban dari respon subjek, Eksperimennya tersebut
”interpretation of accidental forms”, yaitu bentuk-bentuk tidak spesifik
karena orang dapat melihat dan menginterpretasikan bercak tinta sebagai
bentuk yang ber-aneka macam tergantung dari cara mempersepsikan.
Subjek eskperimen psikopatik, kasus-kasus alkoholik, retardasi mental skizophrenia, manic-depressif, epilepsi, paretic, demensia senilis, demensia arteriosklerosis, dan korsakoff, orang-orang normal yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Dan membuat tiga seri bercak tinta yang pararel dengan seri yang telah standar. Dari hasil eksperimen, Roschah melakukan analisis fungsi terhadap persepsi subjek. Isi jawaban subjek dipertimbangkan paling akhir.
Pertanyaan Roschah sebagai dasar analisis adalah (Roschah, 1981) :
Subjek eskperimen psikopatik, kasus-kasus alkoholik, retardasi mental skizophrenia, manic-depressif, epilepsi, paretic, demensia senilis, demensia arteriosklerosis, dan korsakoff, orang-orang normal yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Dan membuat tiga seri bercak tinta yang pararel dengan seri yang telah standar. Dari hasil eksperimen, Roschah melakukan analisis fungsi terhadap persepsi subjek. Isi jawaban subjek dipertimbangkan paling akhir.
Pertanyaan Roschah sebagai dasar analisis adalah (Roschah, 1981) :
- Berapa jumlah respon yang diberikan? Berapa lama waktu reaksinya?seberapa sering penolakan untuk memberikan jawaban untuk beberapa kartu?
- Apakah jawaban ditentukan hanya oleh bentuk bercak saja atau ada persepsi terhadap gerakan dan warna
- Apakah bercak itu diinterpretasi secara keseluruhan atau sebagian ? Bagian mana yang diinterpretasi?
- Apa yang dilihat oleh subjek (isi jawaban ) Roschah belum menggunakan shading, : gelap-terangnya bercak sebagai salah satu aspek bercak yang perlu dianalisis.
Klopfer
(1962) teknik Roschah merupakan puncak keberhasilan dari penelitian
sebelumnya. Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya. Ahli
sebelumnya hanya menganalisa bercak tinta dari segi isi dan respon serta
imajinasi sedangkan Roschah berdasarkan fungsi persepsi karena
imajinasi hanya berperan sedikit. Persepsi adalah proses asosiasi yang
integratif antara gambaran-gambaran ingatan dengan penginderaan sehingga
terjadi tiga proses: sensasi, memori, asosiasi. Yang dipentingkan
Roschah bukan aspek dari isi jawabanm tetapi juga aspek formal dan
strukturil yaitu menekankan untuk memahami bagaimana seseorang memandang
bercak tinta, bukan apa isi dari responnya. Kemudian Rorchah mengolah
respon subjek dalam kategori-kategori analisa yang dikenal dengan
kategori-kategori skoring.
Periode sesudah Roschach
1. Emil Obelholzer (1924)
Asisten Rorschach yang menerjemahkan tulisan Rorschah dalam bahasa Inggris
2. David Levy
Memperkenalkan di Amerika, dilatih oleh Obelholzer
3. Samuel Beck
Dipengaruhi Levy, menerbitkan Tes Rorschah dan mengembangkan metode interpretasi
4. Hertz
Penelitian : aspek metodologis
5. Bruno Klopfer
Tahun 1934, mengembangkan ide tes Rorschah, teknik scoring. Tahun 1936 mendirikan Rorschah Institute yang melatih para ahli menggunakan tes Rorschah. Tahun 1948 Rorschah Institute berubah menjadi Projective Technique yang menerbitkan Journal of Projective Technique, TAT dan tes proyeksi lainnya. Selain itu banyak banyak alat tes yang menggunakan bercak tinta untuk melengkapi kelemahan tes Rorschah :
- Bero, yang dirancang sebagai tes Rorschah untuk anak-anak
- Zullinger Test (Z-test) yang dirancang hanya dengan menggunakan 3 kartu bercak tinta yang lebih kompleks
- Group Rorschah, yaitu pelaksanaan administrasi tes Rorschah secara klasikal. Pertama kali dirintis oleh Harrower dan Steiner dengan memproyeksikan bercak tinta lewat slide, juga dikembangkan dengan multiple choice.
- Holtzman Ink Blot technique yang dirancang untuk memperbaiki kelemahankelemahan metodologis tes Rorschah.
- Piotrowskis Automated Rorschah (PAR) yang dirancang Piotrowski tahun 1974 menggunakan komputer untuk skoring dan interpretasinya.
Penerapan Tes Rorschah
1. Bidang klinis : bidang klinis, rumah sakit, klinik psikiatris dan psikologis.
2. Alat diagnostic
3. Terapi
4. Bidang militer
5. Industri
6. Medis
7. Penelitian : psikologi social, antropologi
Pengembangan Tes Rorschah
- Tokoh-tokoh yang mengembangkan tes Rorschah : Samuel Beck, Bruno Klopfer, Zygmunt Piotrowski, Marguerite Hertz, David Rapaport. Kesamaan tokoh tersebut adalah menggunakan bercak tes Rho 10 kartu dan dasar Psikodiagnostik, Perbedaannya adalah pada system scoring dan interpretasi.
- John E. Exner menggabungkan system dari para ahli yang menggunakan tes Rorschah dalam buku dengan judul Rorschah the Comprehensive System.
DASAR PEMIKIRAN TES RORSCHAH
1. Asumsi
Ada hubungan antara persepsi dengan kepribadian
2. Bercak tinta
Ambigous dan unstructured, yaitu persepsi personal, spontan dan tidak dipelajari.
3. Tujuan utama
Mendeskripsikan kepribadian seseorang secara keseluruhan (Gestalt)
ADMINISTRASI TES RHO
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu kromatik: berwarna selain hiam, putih dan abu-abu, kartu II, III, VIII, IX, X
Kartu akromatik : berwarna hitam, putih dan abu-abu. kartu I, IV, V, VI, VII.
Karakteristik masing-masing kartu Rorschach (I-X)
Kartu I
- Seluruh bercak : makhluk bersayap tulang pinggul
- Imajinasi baik menunjukkan gerakan manusia
- Bagian tengah : manusia, wanita
- Bagian atas : tangan
- Bagian sisi : wajah orang
- Subjek yang tidak mampu memberi jawaban secara keseluruhan, menunjukkan indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi baru termasuk kurang
Tes Pemahaman diri
Pilihlah satu jawaban dari setiap pasangan pernyataan-pernyataan di bawah ini, yang Anda rasakan sesuai dengan keadaan diri Anda !
Nomor 1 atau 2 (merah) adalah berpasangan, 3 atau 4 (hitam) demikian juga, dan seterusnya
Pilih secara spontan, karena dalam pilihan ini tidak ada salah ataupun benar, manapun pilihan Anda !
LANGKAH PERTAMA
Lingkarilah nomor-nomor yang merupakan pilihan Anda !
- Bagi saya yang penting adalah “bertindak”
- Saya selalu berusaha memecahkan persoalan dengan cara yang sistematis
- Saya yakin bahwa kerja dalam tim adalah lebih efektif dibandingkan dengan kerja secara individu
- Saya sangat senang terhadap setiap usaha pembaharuan (inovasi)
- Saya lebih senang berorientasi ke masa depan dari pada masa lalu
- Saya senang bekerja dengan orang lain
- Saya senang bila menghadiri pertemuan (rapat) kelompok yang terorganisasi dengan rapi
- Bagi saya kepastian kapan batas waktu sesuatu pekerjaan harus selesai adalah penting sekali
- Saya tidak senang terhadap penundan pekerjaan
- Saya percaya bahwa ide baru harus diuji terlebih dahulu sebelum diterapkan
CONTACT LIST OF CHILD PROTECTION SERVICES NETWORK CITY SURABAYA
PPT-P2A Kota Surabaya
Jl. Jimerto no 6- 8
Telp. (031) 5464707 (031)
70039191
TESA (Telepon Sahabat Anak) 129
JAWA TIMUR
Jl. Gayungsari Kebonsari No.57
Telp. 129 (rumah) ; (031)70307466
Facebook: tesajatim@yahoo.com
LPA (Lembaga Perlindungan Anak)
Jawa Timur
Jl. Jagir Wonokromo 358
KPI (Koalisi Perempuan
Indonesia) Jatim
Jl. Ubi VI/ 27 Telp.( 031) 8481598
085.6373.2255 koalisip_jatim@yahoo.com
Jl. Kedinding Tengah VIII/78
Telp. (031)70054819 kerlip_sby@yahoo.com
Alang-Alang
Surabaya
Jl. Gunung Sari 24
Telp. (031) 7811947; ( 031) 5619901
Genta
Jl. Dukuh Kupang Barat XX/9
Telp. (031) 91171027
Sebaya PKBI
Jl. Indragiri 24/RMI k-7
Telp. (031) 5676694 08121659120
Hotline Surabaya
Jl. Indrapura 17
Telp. 085230200767
ISCO Foundation
Jl. Pecindilan
IV/17
081553439759
SCCC (Surabaya Children Crisis
Center)
Jl. Sambikerep
081357066113
Aisyiah Jawa Timur
Jl. Kertomenanggal IV/1
Telp. (031)8476481 08123509513
Subscribe to:
Posts (Atom)