Pengkombinasian penggunaan obat-obat anti anxietas
dengan pendekatan Kognitif Behavioral Therapy dapat digunakan untuk mengatasi
kecemasan, tentu saja dalam hal ini dibutuhkan terapis yang kompetan.
Pendekatan terapi kognitif ini mampu merubah pola pemikiran seseorang terhadap
sumber kecemasan yang dihadapinya. Selain itu penggunan terapi rileksasi,
dengan mengatur system pernafasan seseorang juga mampu mereduksi kecemasan (US
Departement Of Healt And Human Service,2009).
Sisi lain untuk penggunaan obat-obatan dalam
mengatasi kecemasan perlu diwaspadai, dalam penelitian dilaporkan memiliki
imbas bagi penggunanya, sedangkan pendekatan psikoterapi yang terdiri dari
disentisiasi sistematis, relaksasi otot, terapi pemaparan bertahap dan
manajemen pola asuh keluarga diyakini efektif mampu merendam kecemasan lebih
aman (Rosenbaum and Covino,2005). Jenis terapi yang efektif tidak hanya
terbatas pada jenis gangguan yang dihadapi oleh seseorang melainkan juga harus
memiliki bermacam modus terapi individual dan kelompok. Terapi jenis individual
terdiri dari :
a. Psikoterapi
jenis sugesti/suportif (supportive)
Merupakan bentuk psikoterapi yang
sangat sederhana dan tidak mengikuti masa silam maupun alam tidak sadar dari
penderita. Psikoterapis berusaha untuk ikut mencarikan jalan kluar yang logis
sesuai dengan kemampuan pasien dalam mengenal gangguan yang dihadapi, serta
mencari mekanisme pertahanan yang lebih baik dalam menghadapi masalah.
b. Psikoterapi
jenis analisa (insight oriented)
Merupakan jenis psikoterapi yang
perlu mengupas alam tak sadar dari pasien karena diperlukan perubahan mendasar
guna melakukan adaptasi pasien, dalam menghadapi konflik internalnya. Selain
itu motivasi maupun intelegensi yang cukup dari pasien sangatlah menentukan
sejauh mana terapi ini mencapai keberhasilan
c. Psikoterapi
jenis perilaku (behavour therapy)
Terapi ini mempunyai landasan utama
pada teori belajar/learning theory. Perilaku yang aneh pada seseorang
sebenarnya merupakan akibat yang tidak dikehendaki oleh orang tersebut tetapi
merupakan hasil dari cara belajar menghadapi situasi tertentu yang cenderung
keliru. Tingkat keberhasilan cukup tinggi dengan menggunakan terapi.
Sedangkam terapi
pendekatan secara kelompok (group therapy) antara lain;
a. Terapi
pasangan (marital/couple)
b. Terapi
keluarga (family)
c. Terapi
lingkungan (milliu) (Sani, 2012).
Beberapa pendekatan lain bersifat teknis yang
mendukung teori yang disampaikan sebelumnya dalam mengatasi kecemasan yaitu (1)
berusaha menerima kecemasan itu sendiri, karena jika seseorang menganggapnya
sebagai suatu ancaman akan menambahkan kondisi yang semakin buruk (Jeane,2010),
(2) mengatur pernafasan dan pikiran untuk membantu tubuh menjadi rileks dan
mampu menghentikan serangan kecemasan atau panic. Pada saat cemas, pernafasan
orang menjadi dangkal dan cepat sehingga memperlambat dan menfokuskan pada
pernafasan mampu mengalihkan pikiran dari serangan panic dan cemas (3)
menghentikan pikiran negative, sebagian besar orang dapat mengucapkan kata stop
dalam benak kepalanya dan mengalihkan pada pikiran yang jelek dengan kesenangan
(4) olahraga secara teratur untuk menyeimbangkan hormone dalam tubuh khususnya
hormone andrenalin, selain itu juga membantu untuk mengendurkan otot-otot
tegang yang disebabkan oleh kecemasan (5) mengalihkan perhatian, saat-saat
melihat munculnya gejala-gejala kecemasan untuk segera melakukan pengalihan
perhatian. Hal ini akan menghentikan sinyal kecemasan ke otak, mensugesti diri
dengan membuang jauh-jauh pikiran yang membuat seseorang panic atau cemas
(Bidisha,2010) (6) meditasi merupakan salah satu alternative mengatasi
kecemasan (Azmin,2011), hal ini didukung oleh beberapa penelitian melaporkan
bahwa orang yang melakukan pelatihan meditasi berhasil mengurangi kelelahan,
depresi, dan kecemasan serta mampu perbaikan kualitas hidup secara keseluruhan
dibandingkan yang hanya menerima perawatan medis biasa (Hendrick,2010)
No comments:
Post a Comment