ISTILAH LAIN
ABNORMAL PSYCHOLOGY, MENTAL ILLNESS, BEHAVIOR DISORDER, DSB.
PENGERTIAN
SULIT
UNTUK DIDEFINISIKAN, KARENA PERKEMBANGAN NILAI SOSIAL BUDAYA. APA YANG
DULUNYA DIANGGAP PATOLOGIS SEKARANG TIDAK LAGI, MISAL PARA KAUM HOMO
ATAU LESBI. JUGA ADA FAKTOR SUBYEKTIFNYA
IT
IS EASIER TO REDUCE PEOPLE DOWN TO LABELS THAN TO CONSIDER THEIR
COMPLEXITY (EASIER TO THINK IN TERMS OF BLACK AND WHITE THAN GRAY), AND
WE MORE READILY FOCUS ON DIFFERENCES THAN WE RECOGNIZE SAMENESS
DEFINITIONS OF PSYCHOPATHOLOGY
A. Conceptual Definitions
1. Statistical Deviation
- Tingkah laku normal disamakan dengan tingkah laku yang banyak dilakukan oleh orang pada umumnya.
2. Deviations from Ideal Mental Health
- Stres penting untuk tujuan yang positif, seperti self-actualization, competence, and autonomy
3. Multicultural Perspectives
- Asumsinya bahwa perilaku menyimpang merefleksikan gaya hidup, nilai-nilai budaya, dan pandangan dunia tentang orang yang menderita.
- Fokusnya pada budaya dan bagaimana gangguan itu dimanifestasikan di dalam budayanya
B. Practical Definitions
1. Discomfort
- Ada ketidak-enakan secara fisik dan psikologik
2. Deviance
- Adanya perilaku yang aneh atau salah mempersepsikan realitas
3. Dysfunction
- Ada ketidakmampuan atau hilangnya efisiensi dalam tugas dan tanggung jawab peran
C. Integrated Viewpoints
Normal dan abnormal ditentukan dari 3 hal yang terpadu, yakni: masyarakat, individu, dan ahli kesehatan mental yang professional
D. DSM-IV Definition
Tingkah laku yang signifikan secara klinis atau adanya sindrom psikologik atau pola-pola perilaku yang dikaitkan dengan distres atau disability.
- Biological/Medical
- Psychodynamic
- Behavioral
- Cognitive
- Family Systems
- Multicultural
BIOLOGICAL MODELS
- Pikiran, emosi, dan perilaku manusia dikaitkan dengan aktivitas sistem syaraf pusat (brain, spinal cord).
- Tingkah laku abnormal dikaitkan dengan sebab-sebab organik: brain dysfunction, biochemical imbalances, and/or heredity.
Biochemical Theories
- Ketidakseimbangan zat kimiawi melandasi terjadinya gangguan mental
- Banyak proses phisiologik & mental berkaitan dengan aktivitas zat kimiawi yang mengirimkan rangsangan dari satu neuron ke neuron lainnya
Neurotransmitters
Zat kimiawi dalam tubuh yang dikeluarkan oleh syaraf pengirim pesan, axon. Neurotransmitters melewati synapsis dan mendekatinya untuk menuju ke syaraf receptors di dalam syaraf penerima rangsang, dendrit. Masing-masing neurotransmitter mempunyai bentuk yang spesifik yang sesuai dengan sisi reseptor. Neurotransmitters mengikat ke reseptor kalau bentuk keduanya sama
Synapsis (Celah kecil diantara axon syaraf pengirim rangsang dan dendrit syaraf penerima rangsang)
MAJOR NEUROTRANSMITTERS AND THEIR EFFECTS
a. Acetylcholine (ACh)
Salah
satu dari berbagai macam neurotransmitters. Terjadi di dalam sistem
yang mengontrol otot-otot dan berkaitan dengan perhatian dan memori.
b. Dopamine
Terlibat dalam mengontrol otot-otot,Dopamine dapat menyebabkan halusinasi.
c. Endorphins
Ditemukan di otak dan spinal cord. Menekan rasa sakit
c. Gamma aminobutyric acid (GABA)
Distribusinya di dalam otak. Kerjanya berlawanan dg neurotransmitters lain, khususnya dopamine
d. Norepinephrine
Terjadi di dalam sistem syaraf pusat. Mengatur moods dan membuat semakin siaga
e. Serotonin
Terjadi di dalam otak. Kerjanya bertentangan dg norepinephrines. Menekan aktivitas dan menyebabkan ngantuk.
Diathesis-Stress Theory
A predisposition to develop a mental illness - not the mental illness itself - is inherited. This predisposition may or may not be activated by environmental forces
PSYCHODYNAMIC MODELS
- Gangguan terjadi karena adanya trauma dan kecemasan masa kanak-kanak
- Kecemasan dasar masa kanak-kanak ini juga mengancam kehidupan masa dewasa lalu ditekan melalui defense mechanisms.
- Proses ketidaksadaran ini adalah respon yang merupakan simptom distress psikologik.
Sigmund Freud: Psychoanalysis
- Tingkah laku berdasarkan interaksi antara 3 komponen dalam struktur kepribadian (id, ego, superego)
- Kepribadian berkembang melalui 5 tahap psikoseksual (oral, anal, phallic, latency, genital)
Komponen Kepribadian Struktur: ID
- Komponen asli, ada saat lahir
- Impulsif, aspek kepribadian yang mencari kesenangan
- Bekerja dengan prinsip mencari atau mendapatkan pemuasan kesenangan dengan segera ( sex, aggresi)
Komponen Kepribadian Struktur: EGO
- Berkembang sehingga individu dapat mengatasi tuntutan dari lingkungannya
- Aspek kepribadian yang realistik, rasional
- Bekerja berdasar pada prinsip realitas untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan
Komponen Kepribadian Struktur: SUPEREGO
- Berkembang melalui interaksi dengan orangtua
- Melibatkan aspek kepribadian morals, ideals, nilai
- Conscience = rasa bersalah terhadap perilaku yang tidak bermoral/tidak etis
Ego ideal = rasa bangga berperilaku altruistik atau bermoral
Alam Tak Sadar
Bukti Klinis Alam Tak Sadar :
1. Mimpi
2. Salah ucap
3. Sugesti Posthypnotic
4. Materi diperoleh dari asosiasi bebas
5. Materi diperoleh dari teknik proyeksi
6. Isi yang bersifat simbolis dari gejala psikotik
Tahap Perkembangan Psikoseksual
Setiap
tahap perkembangan berisi kebutuhan yang khusus (misal pada fase oral
menerima makanan & kesenangan dari menghisap selama tahun ke-1. Jika
tantangan satu tahap tidak dikuasai, sehingga terjadi
perasaan mendalam, maka bisa mempengaruhi kepribadian semasa dewasa.
fiksasi dan regresi
Fiksasi : terhambatnya tahap /fase perkembangan individu sehingga berakibat munculnya simptom pada masa dewasa
Fiksasi terjadi karena :
1. Terlalu banyak mengalami frustrasi
2. Terlalu enak/dimanjakan pada setiap fase perkembangan
Apabila individu mengalami fiksasi pada fase tertentu, maka akan ada energi psikis yang tertinggal pada fase tersebut. Energi yang tertinggal pada fase tersebut akan muncul dalam bentuk simptom perilaku
Regresi : kembalinya perilaku tahap/fase perkembangan awal akibat terjadinya fiksasi
Defense Mechanisms
1. Digunakan ego untuk melindungi diri dari ancaman kecemasan
2. Berfungsi dengan tak disadari
3. Menyimpang dari realitas
4. Setiap orang melakukan; Maladaptive jika dilakukan secara berlebihan
Examples of Freud’s Defense Mechanisms
A. Projection
B. Rationalization
C. Displacement
D. Regression
E. Repression
TEKNIK PSIKOANALISIS
ASOSIASI BEBAS
ANALISIS MIMPI
ANALISIS TRANSFERENCE
ANALISIS RESISTENSI
ASOSIASI BEBAS (FREE ASSOCIATION)
Klien : mengungkapkan pikiran dan perasaannya tanpa sensor, tanpa dihalangi ( sering disebut katarsis)
Konselor
: berusaha memahami apa yang diungkapkan klien sebagai bahan dari
materi yang direpres. Dari asosiasi ini konselor menginterpretasikan
peristiwa yang dialami oleh klien.
Dream Analysis
Terapis/konselor menggunakan “alam raya ketidaksadaran” untuk membawa materi yang tak disadari ke jalan terang
Transference and Countertransference
Transference
Reaksi klien terhadap terapis sebagai orang yang signifikan dalam kehidupan awalnya
ANALYSIS OF TRANSFERENCE —MEMUNGKINKAN KLIEN MENCAPAI INSIGHT KE DALAM PENGARUH MASA LALU
Countertransference
Reaksi terapis terhadap klien yang dapat mengganggu obyektivitas
Resistance
Resistance
Bentuk pertahanan yang menghambat kemajuan terapi dan mencegah materi ketidaksadaran muncul
Analysis of Resistance
Membantu klien untuk melihat bahwa menunda pertemuan, menghindar dari terapi secara dini, dsb , adalah cara klien mempertahankan melawan kecemasan. Tindakan ini mempengaruhi kemampuan untuk menerima perubahan yang akan membawa pada kehidupan yang lebih baik
Model Behavioral
Menekankan peran belajar dalam perkembangan perilaku abnormal
3 dasar proses belajar:
1.Classical Conditioning,
2.Operant/Instrumental Conditioning,
3.Observational Learning
Menurut Classical Conditioning:
Prinsip belajar bahwa terbentuknya respon –stimulus dipelajari melalui asosiasi
Unconditioned Stimulus (UCS)
Adalah stimulus yang menimbulkan respon yang tak bersyarat (dalam eksperimen Pavlov : UCS - makanan)
Unconditioned Response (UCR)
Adalah respon yang tak dipelajari karena adanya UCS (dalam eksperimen Pavlov : UCR - air liur)
Conditioned Stimulus (CS)
Stimulus
yang sebelumnya netral yang kemudian dipasangkan dengan stimulus lain
yang memiliki nilai tertentu (dalam eksperimen Pavlov : CS – bell)
Conditioned Response (CR)
Adalah respon yang dipelajari yang timbul karena Conditioned Stimulus (dalam eksperimen Pavlov : CR – air liur)
PENDEKATAN PERILAKU
Individu bertingkah laku tertentu karena belajar dari lingkungannya, misal, melalui rewards dan punishments, modeling, dsb. Sehingga pendekatan behavioral
- Berusaha dengan cara mengubah lingkungan melalui penguatan perilaku khusus
- Bekerja dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk menolong individu mempelajari perilaku yang baru.
TEKNIK PENDEKATAN PERILAKU
- Systematic desensitization—membantu klien dapat relaks sebelum dihadapkan pada stimulus yang menakutkan
- Aversive —klien diberikan stimuli yang tidak menyenangkan bersamaan dengan tingkah laku yang dianggap menjadi problemanya. misal, individu yang mencoba menghentikan minuman dengan membuatnya mual pada saat minum alkohol
- 3. Teknik Asertive – Teknik yang mengajarkan agar individu mampu bersikap atau berperilaku dalam hubungan interpersonal dengan lebih jujur, terbuka. Latihan asertif akan membantu orang yang
- tidak mampu mengungkapkan kecemasan atau perasaan tersinggung,
- sulit mengatakan tidak,
- menunjukkan kesopanan yang berlebihan,
- kesulitan mengungkapkan afeksi/respon yang positip
- Teknik Penguatan Positip – Pembentukan perilaku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.
Perkuatan ada 2 yakni primer dan sekunder
- Perkuatan primer seperti makanan, tidur, istirahat dsb,
- Perkuatan sekunder, seperti senyuman, persetujuan, pujian, tanda penghargaan, uang, hadiah.
- Teknik Modeling – Teknik percontohan dimana individu mencontoh reaksi emosi dan perilaku sang model. Status dan kehormatan model amat berarti, dan orang pada umumnya dipengaruhi oleh perilaku model yang mempunyai status yang tinggi dan terhormat
- Token economy – Tingkah laku yang layak diperkuat dengan perkuatan berupa tanda tertentu bisa berupa kepingan logam atau lainnya. Jika individu telah bertingkah laku seperti yang diharapkan akan memperoleh kepingan dan dikumpulkan yang kemudian dapat ditukarkan dengan hadiah.
Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan token economy ini, yakni :
- Tanda-tanda tidak kehilangan insentifnya
- Tanda-tanda bisa mengurangi penundaan yg ada diantara tingkah laku yang layak dengan ganjarannya
- Tanda - tanda bisa digunakan sebagai pengukur yang kongkrit bagi motivasi individu untuk berubah
- Tanda-tanda adalah bentuk perkuatan yang positif
- Individu memiliki kesempatan untuk memutuskan sendiri bagaimana memakai tanda-tanda yang diperolehnya
Operant/Instrumental Conditioning
Teori belajar, diterapkan terutama pada perilaku yang disengaja, dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang mengikutinya
4 Operant Learning Processes
Masing-masing
proses bisa mengubah kekuatan respon (misalnya, meningkatkan atau
mengurangi kemungkinan bahwa satu perilaku akan terjadi lagi di masa
datang), tergantung pada konsekuensi yang segera mengikuti respon.
Konsekuensi dapat berupa: DESIRABLE or AVERSIVE, PRESENTED or REMOVED.
1. Positive Reinforcement
- Ketika konsekuensi yang diinginkan mengikuti perilaku, maka perilaku itu nampaknya akan diulangi lagi di masa datang. Konsekuensi: DESIRABLE, PRESENTED Misal : Seekor tikus menekan tombol dan mendapatkan satu butiran makanan, maka tikus mungkin akan menekan tombol lagi di masa datang.
2. Punishment
- Ketika konsekuensi aversive mengikuti perilaku, maka perilaku itu nampaknya akan diulangi lagi di masa datang. Konsekuensi : AVERSIVE, PRESENTED Contoh: Seekor tikus menekan tombol dan mendapatkan goncangan elektrik, maka tikus lebih sedikit untuk menekan tombol lagi di masa datang.
3. Negative Reinforcement
- Ketika stimulus aversive dihilangkan sebagai respon atas perilaku, maka perilaku itu nampaknya akan diulangi lagi di masa datang. Konsekuensi : AVERSIVE, REMOVED Contoh: Seekor tikus dalam sangkar mendapatkan goncangan elektrik lembut. Kemudian tikus menekan suatu tombol, dan ternyata menghentikan goncangan elektrik, maka tikus lebih mungkin menekan tombol untuk dapat lepas dari goncangan di masa datang.
4. Extinction
- Ketika perilaku yang sebelumnya memperkuat tidak lagi diikuti oleh konsekuensi positif, perilaku itu akan lebih sedikit untuk terjadi lagi di masa datang. Konsekuensi : DESIRABLE, REMOVED Contoh: Seekor tikus telah belajar menekan tombol untuk mendapatkan butiran makanan. Sekarang tikus menekan tombol, tetapi tidak ada butiran. Secara gradual, tikus lebih sedikit untuk menekan tombol.
4 operant conditioning processes
- PRESENTED CONSEQUENCE + DESIRABLE CONSEQUENCE = Positive Reinforcement (increases response strength)
- REMOVED CONSEQUENCE + DESIRABLE CONSEQUENCE = Extinction (decreases response strength)
- PRESENTED CONSEQUENCE + AVERSIVE CONSEQUENCE = Punishment(decreases response strength)
- REMOVED CONSEQUENCE + AVERSIVE CONSEQUENCE = Negative Reinforcement (increases response strength)
No comments:
Post a Comment